Sebuah harapan
"Kenapa aku tidak boleh memberitahu dia. Karena memang dia ayah dari anak ini." Aku mencoba mencari jawaban atas rasa penasaranku ini.
"Karena Guna mulai curiga dengan kehamikanku," jawab Siska jujur.
Dari awal aku sudah bisa menebaknya. Mas Guna adalah tipe orang yang sangat hati-hati. Terlebih masalah penting seperti kehamilan istrinya. Tentu akan menjadi perhatian lebih untuk pria yang sekarang sudah resmi menjadi mantan suamiku. Dia akan menanyakan secara detail masalah itu. Mungkin itu menjadi ketakutan tersendiri bagi istrinya. Karena anak yang ada dalam kandungan wanita itu bukan benih dari mas Guna.
Aku hanya bisa diam seribu bahasa. Ada sedikit kesal dengan wanita yang berdiri dihadapanku ini. Tapi aku juga tidak tega melihat wanita lain menderita karena hamil tidak didampingi oleh suaminya. Seperti yang aku rasakan saat ini.
"Wik, saya mohon. Jangan beritahu Guna tentang kehamilanmu," ulang wanita itu lagi. Kali ini ia memintanya dengan tulus. Aku bisa merasakan itu.
"Kamu eg
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda