Berdamai dengan keadaan
Suaranya terdengar bergetar. Seolah menahan kepedihan dan rindu yang teramat dalam. Wanita berbalut dres tidur lengan pendek berwarna hitam berdiri tepat dibelakang bapak. Kehadirannya bahkan tak kami sadari. Raut wajahnya sulit untuk digambarkan. Tersirat rindu yang teramat dalam, namun tertutup kebencian yang kian meluap. Wanita itu segera mendekat di depanku.
"Untuk apa kamu datang kesini?" Pertanyaan yang sama yang dilontarkan wanita itu. Membuat relung jiwaku tak terkendali. Rasa sakit dan nyeri menyeluruk bak mata pisau yang menikam hati. Rindu yang kian membumbung tak lagi dapat dibendung.
Aku tak memperdulikan lagi pertanyaan itu keluar dari bibirnya. Mencoba meraih tangan keriput yang dulu sering membelaiku penuh kasih, walau sedetik kemudian ia menepisnya.
"Bu, Dewi rindu," lirihku pilu.
Wanita itu segera membuang wajahnya kesamping menutupi kepedihan. "Tidak adakah maaf untuk Dewi Bu, Pak." Mencoba meluapkan isi hati yang sudah penuh, tak ada tempat lagi untuk menyimpannya.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda