Serpihan
Sebesar apapun kebahagiaan yang aku rasakan. Rasanya masih belum lengkap tanpa kehadiran dan restu dari kedua orangtuaku. Sebenci-bencinya mereka padaku. Tak sedikitpun rasa sayangku luntur terhadap keduanya. Mereka akan selalu ada di sisi lain relung hatiku.
Aku rindu belaian manja dari ibu. Yang selalu memberikan bahunya padaku. Saat kepedihan melanda hatiku. Aku rindu ketegasan bapak yang mengajarkan aku menjadi pribadi yang kuat. Kini, aku tak bisa lagi merasakan itu. Mereka masih dibalut rasa ego yang besar, sehingga menutup mata hatinya. Aku tak sedikitpun menyalahkan itu.
Aku beranjak dari ranjang untuk mengambil frame yang sudah rusak akibat pecahan kaca dari bingkai itu.
Ku ambil selembar gambar ibu yang sedang tersenyum lebar. Aku membayangkan beliau ada di dekatku. Mendekap, mengelus lembut rambutku. Mungkin rindu yang kian membumbung menjadikan air mata ini kembali menitik. Setelah beberapa hari tak keluar dari sarangnya.
"Ibu, andai ibu ada disini. Dewi akan menjadi wanita
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda