Keinginan Bianca
Entah berapa lama ia berdiri mematung di tempat itu. Hingga ia tersadar dari lamunannya. Segera Guna beranjak untuk menemui mereka berdua.
"Guna," lirih Siska menganga. Hatinya masih sama, masih mencintai pria itu. Meski cintanya tidak pernah terbalas, hingga saat ini.
"Ibu gak denger kamu salam," sindir bu Selfi, Guna langsung mendekati wanita itu.
"Maaf, Bu. Guna gak tahu kalau ada Siska di sini."
"Kalau gitu, aku permisi pulang dulu," pamit Siska seketika canggung melihat Guna yang menatapnya dengan tatapan tak biasa. "Siska titip Bianca ya Bu?" sambung wanita itu meraih tangan bu Selfi, setelah itu menciumnya. Lalu bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Menyisakan Guna dan ibunya.
Iris milik Guna tak lepas dari tubuh Siska, hingga menghilang di balik tembok. Ada sedikit rasa bersalah dalam diri pria itu, lagi-lagi harus membuat Siska bersedih. Bahkan cinta wanita itu sudah tumbuh sejak lama. Akan tetapi, sampai saat ini Guna tidak bisa membalas perasaannya. Hati dan cinta pria itu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda