Aku yang kalah
"Kamu kenal kok orangnya," celetuk Purnama menyerangai.
Tak ingin menambah hatinya terluka, Siska berusaha menepis anggapannya. Jika pria yang di taksir oleh sahabatnya itu bukanlah Guna.
"Apa dia satu sekolahan dengan kita?" Purnama pun mengangguk. "Emmm satu kelas denganku?" Purnama menggeleng. "Kamu." Wanita itu kembali mengangguk.
Perih, itu yang dirasakan oleh Siska waktu itu. Ia tak sanggup mendengar jawaban dari sahabatnya. Tanpa terasa air bening mulai menggenang di pelupuknya. Hanya dengan sekali kedip, sudah dipastikan air itu akan lolos dari netranya.
"Apa dia Guna, sahabat kita?" lirihnya menahan sesak di dada.
Purnama meraih tangan wanita itu. Kemudian ia tersenyum lebar, seraya menganggukkan kepalanya. Mengiyakan jawaban dari Siska. Gemuruh dalam dada wanita itu semakin tak terkendali. Ingin rasanya ia memaki, memarahi sahabatnya itu. Akan tetapi dia sadar. Cinta tak bisa dipaksakan. Dan tidak bisa ditebak. Pada siapa panah asmara itu akan bersarang.
Apa dia sanggup melal
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda