Bab 83
Benny, Rania dan yang lainnya pun berjalan mengikuti Devan.
Si kepala SMA 7 dan para guru lainnya sontak kehilangan kata-kata saking malunya.
Memang siswa yang berprestasi berhak melakukan apa pun!
Devan berjalan menghampiri Keluarga Atmaja, lalu langkahnya mendadak berhenti.
Pandangannya lurus tertuju kepada Marco.
"Hmm, menarik sekali. Teman baruku, mulai sekarang hargai waktu yang ada, ya!"
"Aku nggak akan mau kembali kalau kamu nggak minta maaf."
Devan pun tersenyum dengan dingin, lalu langsung berjalan pergi.
Tubuh Marco sontak gemetar menahan amarah. Dia menatap sosok Devan yang berjalan pergi dengan kesal.
Dia sama sekali tidak menyangka Devan akan sesombong ini.
Bahkan sekarang Devan menantangnya secara terang-terangan!
Mata Marco pun menyalang dengan marah.
Bibirnya terkatup rapat, giginya saling bergemeretak.
"Bu, aku salah apa sih? kenapa Kak Devan jadi begini?"
Marco langsung mengubah sikapnya dan menatap Sonia dengan sedih.
"Anakku sayang, kamu nggak salah apa-apa kok. Kam
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda