Di kehidupan sebelumnya, Devan sudah hidup di panti asuhan sejak dia bisa mengingatnya.
Ketika berusia lima tahun, dia diadopsi oleh orang tua angkat, membuatnya merasakan kehangatan sebuah keluarga.
Namun, ketika berusia 15 tahun, barulah orang tua kandungnya menemukannya, membawanya kembali ke Keluarga Atmaja.
Devan yang sangat merindukan kasih sayang keluarga, berusaha menahan diri di Keluarga Atmaja, berusaha menyenangkan mereka semua. Namun, orang tua dan ketiga kakak perempuannya selalu mengabaikannya, si putra kandung ini. Sementara itu, mereka memanjakan putra palsu di atas segalanya.
Hingga suatu hari, si putra palsu itu merencanakan sebuah kecelakaan mobil. Devan jatuh dan tewas di tempat. Ketika rohnya melayang di udara, dia melihat orang tua dan kakak-kakaknya hanya peduli merawat si putra palsu yang hanya lecet sedikit sambil menangis. Sementara tubuhnya sendiri yang tergeletak berlumuran darah, tidak mereka hiraukan sama sekali.
Saat itu, Devan benar-benar menyadari segalanya.
Dandelion memang sudah seharusnya terbang tertiup angin, tak sepatutnya berharap kembali ke tempat asalnya.
Kemudian, Devan terlahir kembali.
Di kehidupan ini, dia memutuskan untuk hidup demi dirinya sendiri, demi mereka yang benar-benar mencintainya.
Namun, ketika dia benar-benar melepaskan hubungan keluarganya, memutuskan semua ikatan dengan Keluarga Atmaja, satu per satu dari ketiga kakak perempuannya dan orang tuanya mulai merasa menyesal. Mereka mulai merindukan kebaikan Devan, ingin memperbaiki hubungan dengannya.
Hanya saja, kasih sayang yang terlambat itu sama sekali tidak berarti!