Bab 109
Hal ini membuat anggota Keluarga Atmaja merasa sedikit tidak senang.
"Aku khawatir dengan kalian semua, kenapa kalian malah memperlakukanku seperti ini?"
"Aku sudah beberapa hari nggak pulang ke rumah, mana aku tahu kondisi kalian bagaimana?"
"Apakah aku salah kalau aku peduli pada kalian?"
Devan meniru gaya bicara Marco, memasang ekspresi penuh rasa bersalah untuk membuat dirinya terlihat sangat menyedihkan.
Pada saat ini.
Devan akhirnya merasakan rasanya menjadi Marco.
Luar biasa!
Menggunakan cara yang paling menjengkelkan untuk mengucapkan kata-kata yang paling lembut adalah cara yang tepat.
Dia berhasil membuat mereka tidak memiliki alasan untuk menghentikan atau menghina dirinya lagi!
Tepat seperti dugaan Devan.
Ketika Devan mengucapkan kata-kata itu, semua orang di ruangan langsung terdiam. Mereka saling memandang dengan ekspresi bingung.
Wajah mereka penuh dengan keterkejutan.
"Pe ... peduli?" tanya Desi.
Desi menggigit bibirnya, merasa ragu.
Sepertinya pertanyaan itu memang ben
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda