Bab 110
"Kak Devan, aku tahu kalau ini bisa membuatmu kecewa, tapi aku benar-benar nggak bisa berbuat apa-apa!"
"Soalnya, yang datang ke acara ini orang-orang penting. Kehadiranmu pasti akan buat orang curiga."
"Keluarga Atmaja ... nggak bisa mengungkapkan identitasmu. Jadi, cuma bisa menyuruhmu makan di pojokan."
"Aku tahu kamu nggak mau datang, tapi aku mau sekali kamu datang. Aku nggak mau acara ini berlangsung tanpa kehadiranmu!"
Wajah Marco sangat serius. Setiap kata yang keluar terasa berat.
Terdengar ada rasa keputusasaan yang mendalam.
Orang-orang di sekitar mulai melihat Devan dengan tatapan yang campur aduk.
Hal seperti ini, orang biasa tidak mungkin menerimanya!
Rasanya seperti penghinaan.
Memaksa seorang mantan anggota keluarga makan di sudut yang jauh, tetapi tak memberi mereka identitas yang sepatutnya!
Siapa yang bisa sabar dengan itu?
Terlebih lagi, hak Devan untuk kuliah malah dirampas oleh Keluarga Atmaja.
Betapa perihnya melihat Devan hanya bisa diam menyaksikan Marco dengan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda