Bab 108
Semua orang duduk di ruang tamu, dengan tenang menunggu kedatangan Devan.
Bel pintu berbunyi.
Marco langsung berdiri untuk membuka pintu.
"Kak Devan!"
Marco menyambut Devan manis dan memanggil namanya.
Orang-orang lain yang mendengar itu segera menoleh ke arah pintu.
Devan berdiri di depan pintu dengan ekspresi tenang.
Tatapannya yang dingin melihat setiap orang di ruangan itu.
Inilah orang-orang yang memiliki hubungan darah denganku!
"Tak kusangka, sambutannya cukup meriah ya, banyak orang menungguku," ucap Devan.
Devan masuk dan tersenyum ringan.
"Huh, siapa yang mau menyambutmu? Kamu benar-benar terlalu percaya diri!" ucap Liana.
Liana mendengar ucapan Devan dan langsung merasa jijik, bahkan memutar matanya.
Rasa penghinaan yang dia tunjukkan begitu jelas.
"Jangan bilang begitu, Kak Devan datang ke sini atas undanganku. Ini bukan salah dia!"
Marco segera membela Devan.
"Huh, kalau bukan karena menghormati adikku, aku pasti sudah mengusirmu keluar!"
"Bersikaplah baik-baik di rumah in
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda