Bab 107
"Ini semua salahku yang terlalu muda dan sombong, aku nggak tahu diri, sampai berani memilih meninggalkan Keluarga Atmaja. Tapi sekarang, aku nggak punya kesempatan untuk pulang."
"Katakan saja, Marco. Apa pun yang kamu minta, aku akan menyetujuinya," ujar Devan.
Ucapan Devan semakin keterlaluan, wajahnya penuh dengan ekspresi antusias.
Ucapan itu membuat Marco di ujung telepon merasa bingung dan gelisah.
Apa yang sedang terjadi?
Sikap Devan tidak hanya berubah, tetapi juga mengaku salah?
Apakah matahari terbit dari barat?
Napas Marco mulai tidak teratur, pikirannya kacau.
Dalam benaknya, tiba-tiba muncul sebuah kemungkinan.
Apakah ini karena apa yang terjadi kemarin?
Sebab kekuatan Keluarga Atmaja, posisi Devan untuk masuk Universitas Buana langsung digantikan.
Marco telah merebut kesempatan Devan untuk masuk universitas, membuat Devan merasa putus asa dan takut.
Devan akhirnya menyadari betapa kuatnya Keluarga Atmaja, dan dia tahu bahwa dia tak punya kekuatan untuk melawan Keluarga A
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda