Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 3

Atta refleks menoleh dan menatap Naomi dengan agak gelisah. "Kenapa sih kamu harus mengutuk dirimu sendiri begitu? Kakak selalu menganggapmu sebagai adik kandung Kakak, Kakak nggak pernah mau kamu kenapa-kenapa." Bahu Tommy juga langsung bergetar. Dia pun menoleh dengan frustrasi dan berkata dengan tegas, "Naomi, jangan menakut-nakuti orang kayak begitu walaupun kamu lagi marah. Aku lagi mempersiapkan pernikahan kita. Aku harus bagaimana kalau kamu kenapa-kenapa dan meninggalkanku sendirian?" Naomi sudah terlalu sering mendengar kata-kata itu. Atta dan Tommy tidak sanggup berpisah dengannya, tidak sanggup hidup tanpanya, memperlakukannya selayaknya adik kandung dan orang terkasih, tetapi mereka juga yang menyakiti Naomi dengan begitu kejam. Mana ada kakak dan pacar yang seperti ini? Naomi pun tertawa hingga air matanya keluar, lalu berbalik badan dan kembali ke kamarnya sendirian. Darahnya menetes dan meninggalkan jejak yang panjang di atas lantai. Di dalam ruangan yang sunyi, Naomi mengambil pinset dan dengan gemetar mencabut satu per satu pecahan beling vas yang menancap di lukanya. Keringat dingin menetes dari dahinya ke atas lukanya, membuat Naomi makin merasa kesakitan. Dia bisa mendengar suara lembut Tommy dan Atta yang membujuk Pauline di luar pintu kamarnya. "Lukamu masih sakit nggak, Pauline? Kakak tiup, ya?" "Bagaimana kalau minta dokter memeriksa tanganmu yang memar? Bisa gawat kalau sampai ada bekas luka." Naomi mendengarkan sambil memejamkan matanya untuk menahan semua perasaan di balik air mata yang menggenangi pelupuk matanya. Setelah akhirnya mengobati lukanya, dia mengambil teleponnya dan melihat pesan provokatif dari Pauline. [Jangan bilang kamu mengira mereka menolak melepaskanmu karena mereka peduli padamu? Mereka cuma nggak terbiasa saja. Sebentar lagi, hati mereka semua akan menjadi milikku.] [Naomi, kamu sudah cukup lama menduduki posisiku. Kakakku dan Kak Tommy akan melakukan apa saja untuk menebusnya padaku, jadi jangan pernah berpikir kamu bisa menyaingiku! Lihat saja nanti, akan kubuat kamu mengembalikan semuanya padaku!] Naomi tahu betul ucapan Pauline itu benar. Dia hanya seorang putri angkat, dia tidak mungkin bisa bersaing dengan putri kandung Keluarga Revana. Jadi, Naomi memutuskan untuk menarik diri dari dunia Tommy dan Atta selamanya. Pauline juga tidak mungkin menang sekalipun Naomi menghilang sepenuhnya. Karena yang masih hidup tidak mungkin bisa bersaing dengan yang sudah tiada. Naomi pun membuka aplikasi belanja dan memesan mayat bohongan. Setelah surat imigrasinya keluar, Naomi akan memalsukan kematiannya dan pergi. Setelah itu, dia akan memulai hidup yang baru dengan nama aslinya lagi. Naomi pun memasukkan sebuah kamera kecil yang dia beli sewaktu perjalanan pulang ke kalung yang dia kenakan. Mulai sekarang, terkait semua yang Pauline lakukan …. Akan selalu ada buktinya. Fajar keesokan harinya, Naomi dibangunkan oleh pengasuhnya. Ketika dia bangun, dia melihat Tommy dan Atta. Kedua pria itu sedang berjalan menghampirinya sambil membawa kamera, sorot tatapan mereka tampak begitu suram. "Naomi, karya Pauline ketahuan hasil plagiarisme dan itu menyebabkan kegemparan besar. Sekarang, cepat rekam video dan katakanlah kalau kamu yang menjiplak karyanya karena merasa iri padanya." Naomi bisa langsung membaca beberapa pencarian yang sedang viral di layar ponsel yang Atta dan Tommy sodorkan. #Karya Pemenang GMA Kategori Pendatang Baru Terbaik Terbukti Hasil Plagiarisme# #Pauline Revana Diduga Menjiplak Karya Orang Lain# Naomi akhirnya menyadari apa yang terjadi. Ternyata Pauline memanfaatkan situasi di mana Naomi sedang dipenjara untuk mengikuti lomba dengan lagu karangan Naomi. Sayangnya, Pauline tidak tahu bahwa Naomi sudah mengunggah sebagian dari karyanya itu di akun keduanya. Karena sekarang Pauline makin tenar, makin banyak pula orang yang memperhatikannya. Kebenaran di balik karya-karya Pauline pun terbongkar dan akhirnya semua pengguna media sosial menuduh Pauline melakukan plagiarisme. "Dia 'kan memang sedari awal menjiplak karyaku," tolak Naomi dengan segera sambil menggelengkan kepalanya. "Dia bahkan berpura-pura menjadiku dan belajar di jurusan musik Universitas Barkla. Netizen bilang dia menjiplak, terus masalahnya di mana?" Tommy pun menggenggam tangan Naomi dengan gelisah. "Naomi, kalaupun ini benar, Pauline sekarang berniat bunuh diri karena dihujat banyak orang! Apa kamu nggak bisa membantunya?" Atta yang berdiri di depan Naomi pun ikut berujar membela adik kandungnya, "Sekarang Pauline sangat terkenal, hidupnya bisa hancur dengan rumor plagiarisme ini! Masa kamu nggak bisa menggantikannya membereskan masalah ini?" Naomi menolak semua bujuk rayu Atta dan Tommy, dia merasa ini semua konyol. Kenapa juga dia yang harus bertanggung jawab atas kesalahan Pauline? Apa karena reputasinya sendiri juga sudah hancur gara-gara dia pernah dipenjara dan dicap sebagai seorang pembunuh? Atta, Tommy dan Naomi pun terus berdebat di ruang tamu sepanjang pagi. Sampai akhirnya Pauline turun, lalu berujar kepada Naomi dengan mata yang membengkak karena menangis. "Kakak, semua kejadian sebelumnya adalah salahku. Aku ingin bicara berdua saja dengan Kakak." Naomi sebenarnya tidak ingin berbicara dengan Pauline, tetapi Tommy dan Atta mendorongnya ke dalam kamar. Naomi akhirnya hanya bisa bersabar, lalu mendengarkan cemoohan Pauline. "Lima tahun yang lalu, akulah yang melukaimu dengan mendorongmu jatuh dari tangga dan lalu memfitnahmu. Aku juga yang membuat skenario kejadian tenggelam itu dan aku mengkambinghitamkanmu .... Aku tahu kamu membenciku, tapi aku melakukan semua itu karena aku merasa kamu sudah merebut posisiku. Kamu pasti bisa mengerti perasaanku, 'kan? Kali ini, aku dituduh melakukan plagiarisme karena aku menggunakan lagu-lagu karyamu. Apa kamu nggak bisa membantuku?" Kalimat terakhir Pauline itu membuat kesabaran Naomi habis. Dia langsung berjalan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, saat Naomi hendak membuka pintu, dia mendengar jeritan di belakangnya. Detik berikutnya, pintu kamar langsung ditendang terbuka. Begitu melihat luka di pergelangan tangan Pauline yang dalam dan pisau buah yang dijatuhkan di kaki Naomi, Atta dan Tommy sontak menjadi murka. Mereka tidak memberikan Naomi kesempatan lagi. Mereka langsung memanggil pengawal untuk menyeret Naomi kembali ke kamar dan mengurungnya di sana. Setelah itu, mereka menyuruh orang untuk menggunakan kecerdasan buatan dan membuat video permintaan maaf Naomi. Mereka merilis video itu dan menghubungi banyak media besar untuk menyebarkannya. Sesaat kemudian, para pengguna media sosial mulai memaki Naomi di akun media sosialnya. "Sudah kubilang Pauline nggak mungkin plagiat! Ternyata si putri angkat yang mencuri karya Pauline dan sengaja merilisnya lebih dulu." "Jalang satu ini datang dari mana sih? Berani-beraninya dia menjiplak lagu Pauline? Benar-benar nggak tahu malu!" "Kalau memang nggak bisa bikin lagu orisinil, mati saja sana! Sekalian saja satu keluarga si tukang plagiat satu ini ikutan mati biar kartu keluarga kalian kosong!"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.