Aku terbangun dengan selang infus yang berada di tanganku
Aku rasakan sebuah tangan yang memegang pergelangan tanganku. Mataku tertuju pada sosok Bagus yang tertidur di ujung ranjang tempatku terbaring.
Aku angkat tanganku perlahan dan membelai rambut hitam dan keras karena minyak rambut yang dia kenakan agar tidak hancur di terpa angin dan badai.
Seperti nya tubuh itu merasakan sentuhan yang aku ciptakan hingga membuatnya terbangun dan membuka matanya.
“ Sayang!” ucapnya dengan rona kebahagiaan melihat ke arahku.
Bagus menekan tombol yang berada di sebelahnya untuk memanggil perawat yang berada di luar sana.
“ sejak kapan kamu sadar? Apa sudah dari tadi? Dan sekarang Apa masih ada yang sakit? Bilang saja jangan sembunyikan apapun lagi dariku!”
Begitu banyak rentetan pertanyaan yang di ucapkan oleh bagus aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum kepadanya.
“ aku sudah merasa baikan!” jawabku untuk menenangkan bagus.
Tidak beberapa lama seorang pria berbaju putih bersamaan dengan seor