Amarahnya
Bagus pov
Aku segera menghubungi salah satu kenalan ku pemilik showroom mobil yang tadi aku datangi, sesuai yang aku inginkan mobil kuning itu menjadi milikku hanya dalam hitungan detik, dia bahkan bersedia mengantarkan kunci mobil itu secepatnya ke hotel di tempatku berada, selain itu aku perintahkan staff hotel untuk menghias kamar kami dengan kelopak mawar.
Rela aku melakukan semua kerepotan ini demi Juwita agar dia tidak terlalu marah denganku ketika mendapati kabar keberangkatanku yang secara dadakan.
Akupun sebenarnya tidak menginginkan ini, tapi apa boleh buat.
Aku buang nafasku kasar sambil melihat seluruh ruangan itu di tata rapi bahkan handukpun masih menempel di pinggangku tanpa aku lepaskan.
Setelah ruangan itu hampir selesai di hias aku kembali masuk ke dalam kamar mandi dan meminta istriku untuk mempercepat mandinya. Tampak wajahnya yang kecewa terhadap sikapku yang berubah dingin kepadanya, tatapan mata wanita itu tidak seperti biasanya.
Aku kembali keluar kamar mandi da
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda