Siapa yang memuaskan
“ sayang, dengarkan aku kali ini saja” bagus menatapku dengan intens sambil memintaku dengan penuh harap.
Aku melihat ke arahnya, hatiku meleleh menatap dua bola mata teduh itu dan tak bisa aku pungkiri kalau amarahku meredam seketika dengan hanay melihat bola matanya.
“ oke” jawabku sambil berdiri
“ dan bayarkan aku ngak bawa uang” ucapku sambil tersenyum lebar kemudian berjalan meninggalkan bagus di belakang.
Aku terus berjalan hingga memasuki ruangan kamarku yang diikuti bagus di belakang, aku hempaskan tubuhku di atas sofa sambil melihat langit langit kamar.
Cup
Bagus mendadak mencium bibirku yang membuat aku kaget dan membulatkan mataku. Di gigitnya bibirku pelan setelah itu baru di melepaskannya. Aku lihat tubuhnya hingga tubuh itu berada duduk tepat di sebelahku.
Di lingkarkannya tangannya di pinggangku yang membuat jarak kami menjadi begitu dekat, hening tidak ada pembicaraan bahkan suara nafas pun tidak ada terdengar.
Berada di dekatnya di tambah pundak yang menganggur itu mem
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda