Bab 9
Di sisi lain, Irfan yang bertelanjang dada mendekap sosok lembut dalam pelukannya, sementara rasa gelisah makin memenuhi hatinya.
Mengingat tatapan Shella yang datar dan agak menjauh saat dia pergi bersama Arya tadi, hati Irfan tiba-tiba terasa sangat sesak.
Namun, Kiara yang sedang mengusap dadanya tidak menyadari perubahan suasana hati Irfan. Bibir merahnya sudah hampir menyentuh wajahnya.
Namun, pria itu tiba-tiba mendorongnya menjauh.
"Sayang?"
Kiara mengulurkan tangannya dengan bingung, ingin merangkul, tapi Irfan tidak melihatnya sama sekali. Dia langsung turun dari tempat tidur, mengambil kemeja yang robek di sebelah.
Dia melirik kemeja itu dengan jijik, lalu membuangnya kembali ke lantai. Setelah itu, dia mengambil kemeja baru dari dalam lemari, memakainya, dan langsung bersiap untuk pergi.
"Sayang, kamu mau ke mana?"
Melihatnya berjalan cepat ke arah pintu, Kiara panik dan turun dari tempat tidur tanpa alas kaki.
Irfan menghentikannya.
"Aku dan Arya akan pergi sebentar. Baik-b
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda