Bab 156
Dimas duduk di hadapan Surya dengan perlahan, tatapannya pun terlihat sedikit curiga.
Meskipun Surya tampak sedikit familier, Dimas tidak mengingat di mana dia pernah melihat Surya sebelumnya.
Namun, hanya sekilas Surya telah mengenali Dimas. Sementara pikiran Dimas hanya fokus pada Nova dan Kezya. Oleh karena itu, saat itu dia tidak memedulikan Surya.
Mendengar Surya berkata seperti itu, Dimas pun terlihat ragu-ragu.
Namun, tidak masalah. Setelah Surya datang kemari, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Anak buahnya yang berjumlah 20 lebih itu bukanlah para pecundang.
"Bocah, tubuhmu lumayan kuat. Apakah kamu tahu apa pekerjaanmu?" tanya Dimas sambil terkekeh.
Surya menjawab sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak tahu."
"Kalau begitu, aku akan memberitahumu. Pekerjaanmu adalah bermain dengan para wanita. Gaji perbulanmu 20 juta. Menurutmu, apa pekerjaanmu sangat nyaman?"
"Ada pekerjaan senyaman ini?" kata Surya dengan ekspresi tidak percaya.
Dimas menepuk pahanya, lalu berkata sam
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda