Bab 155
Walau mencengkeram bajunya erat-erat, Nova tetap ditelanjangi oleh para pria itu dan dihajar.
"Pak Dimas, bagaimana selanjutnya?" tanya salah satu anak buah.
Dimas tertawa jahat, lalu berkata, "Kurung tiga hari dulu dan jangan beri makan. Kalau masih melawan, kalian gilir dia."
"Terima kasih, Pak Dimas." Para pria itu tertawa cabul.
Saat ini, rasa takut di dalam hati Nova bahkan mengalahkan rasa sakit dari badannya. Dia sangat putus asa.
Detik berikutnya, Dimas melambaikan tangan. Para pria itu menyeret Nova ke sebuah ruangan dan membuangnya ke dalam, lalu mengunci pintu.
Sama sekali tidak ada penghuni di sekitar. Tidak peduli seberapa kencang Nova berteriak, tidak ada seorang pun yang akan mendengarnya.
Saat ini, Dimas masuk ke kantornya. Di sana, ada belasan layar yang ditampilkan pada layar monitor besar.
Para penyiar pria dan wanita sedang melakukan hal-hal tidak senonoh. Jumlah penonton di ruang siaran langsung meroket hingga ratusan orang atau bahkan jutaan orang. Hadiah yang dib
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda