Bab 154
"Pak Dimas, tempatnya nggak terlalu jauh?" tanya Nova.
Dimas tersenyum, lalu menjawab, "Jangan khawatir, kantor kita dulunya adalah kawasan pabrik. Meski agak jauh, dekorasinya jauh lebih mewah dari perumahan di kota. Kualitas hidupmu pasti terjamin."
"Ya," jawab Nova sembari mengangguk.
Lebih dari satu jam kemudian, mobil memasuki kawasan pabrik yang telantar dan berhenti di depan pintu pabrik.
Dimas dan Nova keluar dari mobil. Nova mengernyit saat memandang sekeliling.
"Jangan takut. Begitu masuk, kamu akan tahu seperti apa dalamnya," kata Dimas sambil tersenyum.
Nova hanya bisa mengangguk dan masuk bersamanya.
Di dalam, ada beberapa ruangan yang baru dibangun. Terdengar suara musik dari ruangan-ruangan itu.
Nova makin mengernyit, bahkan memiliki firasat buruk.
Saat ini, dua pemuda yang menggantungkan kamera di leher mereka datang untuk menyapa, "Pak Dimas."
Dimas mengangguk, lalu berpesan pada mereka, "Dia orang baru. Foto dulu, biar dia menyesuaikan diri."
"Foto apa?" tanya Nova de
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda