Bab 12
Melihat reaksi gugup Carissa seperti anak ayam saat berhadapan dengan Juna, Jelita sudah membayangkan jutaan kata dalam novel romantis di kepalanya!
Jelita menatap Juna yang tinggi dan berwibawa, lalu melihat Carissa yang mungil dan imut. Mereka benar-benar pasangan sempurna, layaknya serigala besar dan kelinci putih!
Mereka adalah pasangan tokoh novel yang paling cocok!
Keren sekali!
Jelita sama sekali tidak menyangka jika datang ke kantor polisi larut malam bisa mendapatkan kejutan yang begitu luar biasa.
"Carissa, sudah malam nih. Aku harus cepat-cepat pulang. Kita ketemu di toko besok ya." Agar tidak jadi pengganggu, Jelita bahkan tidak sempat pamit pada Juna. Wajahnya sumringah seperti seorang paparazzi yang baru saja mendapat gosip menarik, lalu dia langsung pergi dengan mobilnya.
Setelah Jelita pergi, Carissa menatap Juna. "Maaf ya, aku lagi-lagi merepotkanmu."
Carissa sangat tidak suka merepotkan orang lain, karena dia merasa akan berutang budi, dan dia takut tidak bisa membalasnya.
Melihat Carissa seperti anak kecil yang baru saja melakukan kesalahan, Juna menghela napas dan bertanya, "Carissa, kamu tahu kan kalau kamu sudah menikah? Bagaimana bisa kamu bilang kalau ini merepotkanku? Kenapa kamu nggak langsung menghubungiku waktu kamu dapat masalah?"
Carissa awalnya mengira akan dimarahi atau dicaci maki, tetapi dia tidak menyangka Juna akan berbicara seperti itu.
Saat itu, hati Carissa terasa hangat. Pria ini terlihat galak, tetapi sebenarnya dia orang yang sangat baik.
Sambil berpikir begitu, Carissa tersenyum hangat seperti matahari, lalu menjelaskan, "Karena aku nggak sempat."
Baru saja selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara yang tidak menyenangkan dari belakang Carissa. "Oh, ini dia menantu baru kita?!"
Meliana sudah mendekat sambil bicara. Kalau saja Carissa tidak segera berdiri di depan Juna, Meliana mungkin sudah meraih tangannya.
Trik 'berpura-pura akrab' ini memang salah satu jurus andalan Meliana. Sejak kecil, Carissa sudah sering melihatnya. Siapa saja yang bisa dia manfaatkan, pasti langsung dia anggap seperti ayah kandung sendiri
"Meliana, punya malu sedikit! Apa maksudmu menantu barumu? Aku nggak punya hubungan apa-apa denganmu, jangan sembarangan ngaku-ngaku."
Carissa benar-benar muak dengan tingkah Meliana seperti ini. Sekarang, Juna adalah suami Carissa. Bahkan jika dilihat dari hubungan keluarga, Juna merupakan menantu dari ibunya Carissa, yaitu Sienna Harlene. Jadi, Juna sama sekali tidak ada hubungannya dengan Meliana!
Juna belum tahu apa yang terjadi malam ini, tetapi dia sudah banyak berurusan dengan berbagai macam orang. Dia bisa langsung menilai karakter Meliana, meski hanya melihatnya sekilas.
Pantas saja Carissa tidak pernah menyebutkan sedikit pun tentang keluarganya, memiliki ibu tiri seperti itu memang sangat menyebalkan.
Pagi ini, Juna pergi ke kantor dan langsung menyuruh asistennya, Julian, untuk menyelidiki beberapa informasi dasar tentang Carissa.
Dalam data tersebut tercatat secara detail bahwa tidak lama setelah Carissa lahir, ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil.
Belum sampai setahun setelah kecelakaan mobil ibunya, ayah Carissa sudah menikah lagi dengan wanita lain menggunakan uang asuransi istrinya. Bahkan, mereka sudah punya seorang putra.
Hadirnya ibu tiri, ditambah Carissa dan kakaknya adalah seorang perempuan, hidup mereka semakin sulit karena sosok ayah mereka yang patriarki.
Meliana dengan wajah tebalnya, menatap Juna yang berdiri di belakang Carissa dan jelas-jelas terlihat seperti seorang pria kaya, lalu berkata, "Mantuku, kamu sudah menikahi putri kami, tapi kamu nggak memberi tahu kami sebagai orang tuanya, ini nggak pantas. Carissa masih muda dan belum mengerti banyak hal, kamu nggak boleh ikut-ikutan berbuat nakal. Begini saja, datanglah ke rumah kami dalam dua hari ini untuk makan malam, kita duduk dan bicara baik-baik."
Bicara baik-baik?
Seketika itu juga, Carissa tersadar.
Dia terlalu naif. Dia pikir setelah menikah, Meliana dan Henry tidak akan bisa lagi menggunakannya untuk ditukar dengan uang keluarga Lintang.
Tidak disangka, mereka begitu berani dan tidak tahu malu sampai seperti ini. Baru pertama kali bertemu dalam situasi yang sangat canggung seperti ini, Meliana masih berani meminta uang pada Juna!
Carissa makin merasa jijik dengan Meliana dan Henry.
Saat Carissa hampir tidak bisa lagi menahan amarahnya dan hendak meledak, tiba-tiba Meliana tersenyum licik padanya. "Carissa, sebaiknya kamu menurut saja. Kalau nggak, suamimu akan tahu semua yang kamu lakukan waktu kamu kuliah dulu … "
Meliana sengaja berhenti di tengah kalimat dan melirik ke arah Juna yang berada di belakang Carissa dengan tatapan yang penuh makna. Dia pun melanjutkan dengan nada misterius. "Itu akan sangat nggak pantas, bukan?"
Waktu kuliah dulu?
Bagaimana mungkin Carissa tidak mengerti apa yang dimaksud Meliana? Saat itu, kalau bukan karena Jelita dan teman sekamar lainnya, dia pasti akan dirundung sampai mati di kampus.
Waktu itu, entah bagaimana caranya, Meliana tahu kalau Carissa punya kerja sampingan yang lumayan menguntungkan. Dia datang ke sekolah untuk meminta uang pada Carissa guna membayar uang sekolah adik laki-lakinya. Karena Carissa tidak memberinya uang itu, Meliana pun mulai menyebar fitnah dan menuduhnya melakukan prostitusi.
Saat itu, ada juga seorang senior yang sudah mengejar Carissa selama tiga bulan. Karena tiba-tiba Meliana mengatakan hal seperti itu, tatapan senior itu kepada Carissa langsung berubah. Seolah-olah penolakan Carissa selama tiga bulan ini hanyalah permainan tarik-ulur, karena uang yang diberikan senior itu tidak cukup.
Seumur hidupnya, Carissa tidak akan pernah melupakan tatapan-tatapan penuh rasa ingin tahu atau menghakimi dari begitu banyak mahasiswa yang tidak dia kenal di kampus saat itu. Tatapan-tatapan itu bagaikan belati-belati tajam yang terus menusuk-nusuk hatinya, membuatnya merasa sesak napas.