Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Takdir yang Manis Takdir yang Manis
Oleh: Webfic

Bab 10

"Kamu bukan ibuku! Apa hubunganmu dengan tipe pria yang aku cari?" Carissa berkata sambil berjalan ke samping Cassandra dan merengkuh kakaknya dengan sayang. Dia sekarang mengerti, kakaknya mengalami kekerasan dalam rumah tangga hanya untuk melindunginya, seperti ini. Seandainya Cassandra jujur ​​mengatakan situasi saat ini kepada Carissa, rumah tangganya tidak akan kacau karena Meliana. "Kak, kali ini biar aku yang urus! Kamu bawa Hervi masuk ke dalam dan jangan hiraukan dia." Carissa segera menenangkan keponakan yang lucu ini, "Sayang, jangan menangis lagi! Bibi sudah datang, kamu nggak perlu takut ya!" "Bibi ..." Sebelumnya dia hanya bisa memanggil ayah dan ibu, tiba-tiba memanggil Carissa dengan panggilan Bibi. Keduanya merasa senang dan terkejut, tetapi di saat yang sama, mereka juga merasa sedih karena harus hidup bertiga. "Anak baik, masuk ke kamar bersama ibu dan tunggu tante." Carissa mengambil napas dalam-dalam, menahan kesedihannya. Tanpa pikir panjang, dia mendorong Cassandra yang masih memeluk anaknya masuk ke kamar dan segera menutup pintu dengan tangannya. Sejak tadi Carissa sudah memperhatikan, sudah larut malam tapi suami kakaknya belum pulang, hanya ada mertua dan kakaknya serta seorang bayi berusia satu tahun lebih. Tidak heran, jika Meliana sering datang mengganggu mereka. Ternyata, dia melihat bahwa rumah kakaknya tidak ada sosok pria. Namun, Carissa tidak takut pada Meliana. Sejak kecil, dia dan kakaknya tidak pernah tunduk pada ucapan Meliana! "Hei Meliana, kalau kamu mau ingin marah, silahkan limpahkan saja padaku! Kamu pikir kamu bisa seenaknya datang ke rumah kakakku dan berbuat semaumu? Apa karena kakak ipar nggak ada di rumah? Kamu hanya mengganggu orang yang lemah!" Ucap Carissa marah. "Kamu masih berani bicara seperti itu, apa aku nggak pernah mencarimu? Bagaimana sikapmu terhadapku? Aku dengan baik hati memperkenalkan keluarga kaya padamu, berharap kamu bisa menikah dengan baik dan mengurangi beban keluarga! Tapi, kamu malah berselingkuh dengan pria di luar sana dan bahkan memblokir teleponku!" Meliana berkata sambil berlari ke depan pintu rumah Cassandra, duduk di tangga dan mulai menangis dengan keras, "Astaga, ini nggak adil! Anak perempuan yang aku besarkan dengan susah payah menikah dengan orang kaya dan bahkan nggak ingin mengenalkan ibunya lagi! Semua orang keluar dan lihatlah, bukankah ini nggak adil?!" Mertua Cassandra, Lina semakin pusing melihat tingkah laku tua bangka itu! Carissa memapah Lina duduk di sofa, dari kejauhan dia melihat Jelita yang diam-diam merekam tingkah Meliana. Melihat Jelita yang mengendap-ngendap, Carissa tahu bahwa dia sedang merekam bukti kesalahan perempuan jahat itu. "Meliana, jangan berisik! Ini sudah tengah malam! Kamu bisa mengganggu tetangga!" Carissa sebenarnya ingin menarik Meliana pergi, tapi dia ingat Jelita sudah melaporkan ke polisi dan dia tidak bertindak sembarangan. Benar saja, polisi datang dan berkata, "Apa ada orang yang membuat kegaduhan di sini?" Kantor polisi sangat dekat dari sini, kehadiran polisi juga adalah sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh Meliana. Setelah terdiam sejenak, Meliana bangkit dari tangga dan mendekati polisi. Dia segera menunjuk Carissa dan mulai mengadu, "Pak polisi, dia adalah putri bungsu saya. Ini adalah rumah putri sulung saya, mereka berdua menikah dengan orang kaya dan ingin mengusir saya dari rumah! Berikanlah keadilan kepada saya, saya ingin mencari keadilan!" Saat itu, Carissa melirik Jelita di tangga, kemudian berkata, "Pak Polisi, jangan percaya omongannya. Saya punya bukti!" Jelita segera turun dan menunjukan video yang tadi diam-diam dia rekam kepada pak polisi. Polisi melihat Carissa dan Jelita, dua gadis muda yang cukup cerdas, polisi mengangguk puas dan berkata, "Cara kalian menangani masalah ini sudah benar. Tapi, saya minta tolong kalian ikut membuat laporan tertulis." Sambil berkata demikian, Polisi itu melihat ke arah Meliana, "Ayo, ikutlah kami kembali ke kantor." Meliana juga bukan orang bodoh, dia bisa melihat bahwa polisi berpihak pada Carissa dan Jelita karena video itu. Dia segera menangis dan memohon pada Carissa, "Carissa, ibu tadi khilaf! Tolong maafkan ibu sekali ini, ya?" Carissa sama sekali tidak menghiraukan Meliana dan hanya berbicara kepada polisi, "Ayo kita segera pergi ke kantor polisi sekarang. Setelah ini, kalian pasti akan tahu hubungan kami sebenarnya." "Baiklah, karena pelapor meminta kasus ini diselesaikan secara hukum, maka kamu harus ikut kami." Polisi juga akan bertindak sesuai dengan permintaan pelapor. Mau tidak mau, Meliana harus ikut ke kantor polisi. Di dalam kantor polisi, Meliana kehilangan keberaniannya. Meskipun dia tidak berpendidikan dan tidak mengerti hukum, dia tahu bahwa tempat seperti ini bukan tempat untuk dia berbuat onar. Namun, bagaimanapun juga, dia akan mengingat peristiwa ini dan membalas dendam pada Carissa suatu hari nanti! Carissa dan Jelita bekerjasama dengan polisi untuk membuat catatan keterangan secara terpisah. Setelah keluar dari ruang interogasi, Carissa menerima telepon dari Juna. "Sudah sangat malam, kamu masih sibuk di toko?" Mendengar pertanyaan Juna, dia baru sadar bahwa waktu sudah hampir pukul 12 malam! Sebelum Carissa sempat menjawab, polisi yang keluar dari ruang interogasi langsung berkata, "Nyonya Carissa, silakan periksa berita acara ini dan jika tidak ada masalah, silakan tanda tangani."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.