Bab 92
Jadi, Wina membujuk Yuda untuk menggunakan cara melamar yang mencolok demi memancing Jinan.
Jika Jinan menyukai Xena, sudah pasti pria itu akan marah.
Jika tidak, tentu Jinan tidak akan peduli.
Baru saja Yuda menelepon dan mengabarkan bahwa Jinan marah. Artinya, Jinan memang punya perasaan pada Xena.
"Baiklah, biar kutelepon orang tuamu," kata sang kakek sembari duduk di kursi goyang. Meskipun kalah bermain catur, dia tidak marah, bahkan tampak menikmati duduk santai.
Wina merasa kakeknya menyimpan rahasia. Dia berkedip penuh rasa ingin tahu, lalu berjongkok di samping kursi goyang seraya menampilkan raut wajah penasaran. "Kakek, kenapa Kakek berpikir Jinan menyukai Xena?"
Pak Wibowo menatap sekilas ke arah sang cucu dan tertawa kecil. "Apa yang kamu tahu, sih?" godanya.
Dulu, dia menyerahkan foto Xena pada Jinan dan berusaha untuk menjodohkan mereka tidak hanya didasari status mereka sebagai murid kesayangannya.
Akan tetapi, satu hari di mana dia memberikan pelajaran tambahan untuk Xe
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda