Bab 67
Sindiran Xena begitu tajam dan tidak tersaring, membuat Sandy tersinggung mendengarnya. Wajah Sandy sontak mengeras, tampak kusut menahan emosi.
"Xena, apa aku seburuk itu di matamu?" tanyanya dengan nada tak percaya.
Tidak berniat meladeninya, Xena membuka pintu kamar, lalu masuk tanpa sepatah kata.
Ketenangan dan ketegasan yang dia tampilkan di depan Sandy hanya topeng belaka. Saat tidak ada yang lihat, benteng pertahanannya pun runtuh. Isak tangis perlahan menyeruak, memenuhi ruang kosong di dalamnya.
Xena memejamkan mata. Air matanya tumpah, mengalir perlahan di wajahnya.
Saat ini, cinta dan pernikahan yang dulu dia perjuangkan habis-habisan terasa tidak lagi bernyawa.
Lenyap sudah semua harapan untuk membangkitkannya kembali.
Di luar pintu yang kini tertutup rapat, Sandy masih berdiri diam di sana.
Pandangan matanya terpaku lama pada pintu itu, seperti mencoba menembusnya.
"Kamu pasti kembali," gumamnya penuh keyakinan. Sandy memahami betul kelemahan seorang Xena Gunawan.
Setelah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda