Bab 63
"Biasa, makin tua maunya eksis," ledek Jinan dengan tawa santai.
Di seberang telepon, suara tawa Pak Wibowo terdengar makin dalam. "Jangan-jangan, kamu mau bantu Xena memperluas koneksi? Perhatianmu buatnya luar biasa, ya."
Akan tetapi, nada bicara Pak Wibowo perlahan meredup. "Tapi, ya, aku tetap harus bilang terima kasih. Dulu, kalau aku sudah tahu dia kelewat buta soal cinta, aku nggak akan diam-diam perlihatkan fotonya ke kamu sampai terpikir mau dikenalkan sama kamu ..."
"Sudahlah. Masa lalu sudah lewat, jangan diungkit," potong Jinan datar.
"Aku bawa dia kemari sekalian bantu menyudahi penyesalan Bapak."
Tidak banyak yang tahu, sebenarnya, Jinan Jaelani adalah murid Pak Wibowo. Namun, status itu tidak pernah dipublikasi karena identitas Jinan terlalu rumit.
Kebanyakan orang justru mengira Xena adalah murid kebanggaan Pak Wibowo.
Padahal, murid kebanggaan yang sebenarnya adalah Jinan.
Kini, Jinan bersedia mendukung Xena, memberinya peluang sekaligus pengalaman, hanya untuk memenuh
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda