Bab 210
Mata Wardoyo berbinar, dia tidak lagi canggung seperti sebelumnya. Dia tersenyum dan berkata, "Ya, semuanya ditanam oleh penduduk desa, nggak menggunakan pestisida, jadi kamu bisa makan dengan tenang. Kalau Nona Serina suka, aku akan petik untuk kalian saat mau pulang."
"Oke, terima kasih."
"Kalau begitu aku nggak mengganggu kalian makan. Letakkan saja mangkuk di atas meja setelah makan. Nanti kudatang benahi dan ajak kalian berkeliling desa."
"Oke."
Setelah Wardoyo pergi, Serina melirik Ririn dan Gison.
"Ayo makan."
Mereka tidak ada waktu makan di pagi hari, jadi Ririn dan Gison duduk di samping Serina dan mulai makan tanpa berbicara.
Ririn tidak menyangka masakan itu terlihat jelek, tapi rasanya cukup enak, jadi dia memakan dua mangkuk nasi tanpa sadar.
Setelah makan malam, Wardoyo datang mengajak mereka berkeliling desa.
Desa Dasa merupakan desa dengan ratusan kepala keluarga, semua generasi muda di desa tersebut bekerja di kota, hanya tersisa paruh baya dan lanjut usia yang berpend
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda