Bab 209
Ririn benar-benar kesulitan, jadi dia menyerahkan kopernya kepada Wardoyo tanpa sungkan.
"Maaf merepotkan, Pak Wardoyo."
Wardoyo tersenyum polos, "Nggak masalah."
Sesudah setengah jam, mereka sampai di tempat tujuan. Gison dan Ririn berlumuran keringat dan terlihat sedikit lelah. Sebaliknya, Serina bernapas dengan teratur dan tidak menunjukkan tanda-tanda baru saja mendaki gunung selama setengah jam.
Setelah meletakkan koper Ririn, Wardoyo memandang Serina dan berkata, "Nona Serina, ini adalah tempat tinggal yang disiapkan untuk kalian. Ini agak kumuh, kuharap kalian nggak keberatan."
Serina mengangguk, "Terima kasih, Pak Wardoyo. Omong-omong, bagaimana dengan makanan kami?"
"Kalian makan di rumahku. Hari ini kalian istirahat dulu. Nanti kubawakan makan siang untuk kalian. Mulai besok aku akan mengajak kalian mengunjungi pabrik kain."
"Oke, maaf merepotkan, Pak Wardoyo."
"Nggak repot, aku pulang dulu. Kalau ada masalah, telepon aku kapan saja."
"Oke."
Setelah Wardoyo pergi, Serina meli
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda