Bab 18
Saat di taksi.
Usai memberi tahu tujuan pada sopir, Jamal merasakan bahunya memberat karena beban.
Jamal pun menoleh, mendapati Hania sudah mabuk berat dan tak sadarkan diri.
Jamal pun agak terkejut. Nalurinya ingin mendorong Hania menjauh, tetapi tangannya yang terangkat untuk menurunkan tubuh wanita itu beralih tak tega kala melihat wajah pulas Hania.
Belum pernah sedekat ini melihatnya, bahkan jarang sekali sorot matanya tertuju pada Hania. Namun, saat ini, tatapannya tidak bisa berpaling dari wanita itu.
Wajahnya cukup menawan, terutama sepasang mata dan alisnya, bagai lukisan tinta yang dibuat oleh pelukis ahli.
Jika melihat wajahnya saja, tidak ada fitur yang memperlihatkan statusnya sebagai anak perempuan dari keluarga miskin.
Bahkan, Jamal pun tak sadar bahwa dirinya tengah melamun.
"Sudah tiba di Kompleks Harmoni Indah, 70 ribu rupiah."
Perkataan dari sopir menyadarkan Jamal.
Jamal mengeluarkan dompet, meraih selembar dari banyaknya uang tunai di sana, lalu dia berikan pada so
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda