Bab 358
Carson tampak terganggu oleh suara dering itu.
Di bawah cahaya layar ponsel, aku melihat alisnya berkerut dalam, tampak jelas ada kemarahan di antara alisnya.
Aku merapatkan bibirku dan berkata pelan, "Jangan marah, mungkin itu Wilson yang telepon, soal pekerjaan. Kamu angkat saja dulu."
Setelah ragu sejenak, aku nggak bisa menahan diri untuk menambahkan, "Setelah kamu selesai, kalau nggak ada urusan penting, kita bisa lanjutkan."
Kalimat terakhir jelas membuatnya senang.
Ketegangan di wajahnya sedikit mereda.
Dia berkata, "Lain kali biar kumatikan ponsel saja."
Setelah berkata demikian, dia mencondongkan tubuhnya, meraih ponsel di meja samping tempat tidur.
Sekilas, aku seperti melihat nama Riris di layar.
Jadi, telepon ini dari Riris?
Carson menatap layar telepon, alisnya berkerut lebih dalam.
Namun, dia tidak mengangkatnya, melainkan langsung memutus panggilan dan melemparkan ponsel itu ke samping.
Aku terkejut melihatnya.
Dia nggak mengangkat telepon dari Riris?
Hati kecilku diam-d
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda