Bab 186
Aku menatap bibi dengan cuek.
Pada awalnya, aku merasa bibi ramah dan berbaik hati.
Sekarang, aku benar-benar merasa bibi sangat menjijikkan.
Dikarenakan omongan bibi barusan, orang-orang di sekitar langsung mencela dan mencemoohku.
Mereka bahkan tidak menyadari bibi sedang memakai rok pendek dan stoking.
Tanpa menghiraukan celaan dan cemooh mereka, aku menenteng kotak makanan menuju ruang arsip.
Sesaat kemudian, bibi menyusul.
Bibi menatapku dengan ekspresi bersalah. "Mei, maaf. Bibi benaran nggak ada cara lagi tadi. Bibi sudah tua, nggak bisa kehilangan muka."
Aku menyeringai dan bertanya balik, "Bibi juga tahu Bibi sudah tua. Lalu, kenapa Bibi nekat pergi menggoda bos dan berpakaian seperti ini?"
"Aku, aku ...."
Pertanyaanku membuat wajah bibi memerah lagi.
Sesaat kemudian, bibi berujar, "Bibi juga sangat cantik saat masih muda dan diminati banyak orang. Walau sudah lanjut usia, Bibi tetap memikat, bukan?"
Aku terdiam.
Dari mana datangnya kepercayaan diri bibi sampai merasa bos akan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda