Bab 118
Carman terus menghiburku. "Meisya, jangan menangis lagi. Nenek pasti akan baik-baik saja."
Aku menggelengkan kepala, tidak bisa berkata-kata, hatiku hanya merasa sangat sedih.
Saat ini, aku lebih memilih orang yang terbaring di UGD adalah aku.
Carman memelukku lalu berkata, "Ucapan Kakak tadi jangan kau masukkan dalam hati. Dia mungkin agak kesal padamu karena pernikahan 3 tahun itu, ditambah lagi Nenek adalah orang paling penting untuknya jadi dia baru berkata kejam seperti itu padamu."
"Aku tahu dia benci padaku." Aku menatap hamparan bunga di depan pintu rumah sakit, berkata sambil menangis, "Kalau benar terjadi sesuatu pada Nenek, aku akan berikan nyawaku pada Carson."
Carman mengernyit lalu berkata kesal, "Meisya, jangan seperti ini. Ini bukan salahmu, kelak ucapan emosi seperti ini tidak boleh diucapkan lagi!"
Aku menggeleng.
"Bukan ucapan emosi. Sama sekali bukan."
"Tadi saat berbicara dengan Carson aku sudah membuat keputusan ini."
Carman menatapku dengan tatapan frustrasi. Tid
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda