Bab 49
Caroline menatap Arvin dengan terkejut dan tidak mengetahui letak kesalahannya, "Pak Arvin, ini ...."
"Kamu nggak ngerti?"
Suara Arvin semakin terdengar berbahaya yang membuat kedua kaki Caroline melemas dan segera berkata dengan cepat, "Bukan, aku cuma datang membawakan hadiah mewakilkan Kak Jessy."
"Apakah kamu nggak dapat pelatihan saat bergabung dengan perusahaan ini?"
Raut wajah Caroline langsung memucat, peraturan pertama di buku karyawan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang diperbolehkan untuk menyuap atasan dengan cara apa pun atau dengan nama apa pun.
Hanya saja, bukankah Kak Jessy memiliki arti yang berbeda untuknya? Ini adalah hadiah yang diberikan oleh Kak Jessy.
Caroline tidak berani melawan Arvin dan segera berkata dengan cemas, "Pak Arvin, maafkan kesalahanku. Tolong kasih aku satu kesempatan lagi, a ... aku ...."
Caroline masih ingin memohon pada Arvin, tapi dia tanpa sadar menelan kembali ucapannya saat melihat tatapan Arvin yang setajam elang.
Illias memasuki ka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda