Bab 3
Suasa Messy sangat keras dan petugas keamanan di komunitas segera datang.
Pemimpin petugas keamanan mengenal Messy dan segera melangkah maju untuk bertanya dengan hati-hati, "Nyonya Messy, apa yang terjadi?"
Messy menunjuk Jerry dan memfitnahnya, "Pak Jido, kamu datang di waktu yang tepat. Orang nggak berguna ini mau bunuh aku dan anakku, tolong bantu kami tangkap dia."
"Apa? Nggak disangka ada hal seperti ini?"
Kapten Jido segera berkata dengan marah, "Anak muda, nggak disangka kamu mau bunuh orang di siang bolong ini?"
"Cepat tangkap dia dan bawa ke kantor polisi."
Kapten Jido melambaikan tangannya dan terdapat banyak petugas keamanan di belakang yang segera melambaikan tongkat mereka, kemudian bergegas mendatangi Jerry dengan ekspresi tidak ramah.
Hanya saja, terdengar sebuah suara dingin pada saat ini, "Semuanya berhenti!"
Terlihat seorang wanita berambut panjang dengan aura yang mulia keluar dari mobil Cullinan.
Setelan profesional berwarna hitam wanita itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan sosoknya yang anggun. Wajah wanita ini yang cantik segera menarik perhatian semua lawan jenis di tempat begitu dia muncul.
Terdapat seorang pemuda berambut pendek dengan urat di pelipis yang menonjol dan tatapan mata setajam elang di belakang wanita itu.
Semua petugas keamanan tidak berani bergerak meski mereka hanya dua orang.
Karena aura wanita itu sangat kuat.
Wanita itu dengan cepat mendatangi Jerry dengan sepatu hak tingginya, kemudian sedikit membungkuk dan meminta maaf: "Maaf, Tuan Jerry. Aku datang terlambat."
Wanita ini sama sekali tidak mengetahui bahwa sepasang kakinya yang menjulang tinggi dan menakjubkan terpampang dengan jelas seiringan dengan tindakannya.
Jerry menatapnya dengan tatapan seperti sedang melihat orang asing dan bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Siapa kamu?"
"Namaku adalah Firli Osand dan secara khusus datang menjemputmu untuk mengobati penyakit kakekku setelah dikenalkan oleh Paman Ramli," ujar Firli dengan lugas.
Jerry baru memahami hal ini, sepertinya kakek yang dikatakan wanita ini adalah teman seperjuangan kakeknya.
Sedangkan untuk Ramli, dia adalah ketua Asosiasi Dagang Salani dan merupakan pengurus dari bisnis Keluarga Nupo di Salani.
Seiringan dengan Firli mengatakan ini.
Seluruh tubuh petugas keamanan bergetar saat mendengar ini dan menunjukkan ekspresi terkejut.
Firli Osand!
Nona Besar dari Keluarga Osand yang merupakan keluarga konglomerat di Salani, CEO dari Grup Osand dan merupakan ratu bisnis yang terkenal di Salani ....
Selain itu, komunitas ini juga merupakan bisnis di bawah Grup Osand!
Semua petugas keamanan menarik napas dalam-dalam saat memikirkan hal ini dan kembali menatap Jerry dengan tatapan tidak percaya.
Apa latar belakang pemuda ini sampai bisa membuat Nona Besar Firli begitu menghormatinya?
Messy belum pernah mendengar nama Firli dan langsung menunjuk hidung Jerry sambil berkata dengan marah, "Bagus sekali. Ternyata kamu sudah lama menggoda wanita ini dan nggak heran putriku mau bercerai denganmu!"
Tatapan Firli mendingin dan berbalik untuk berjalan ke arah Messy.
"Dasar wanita jalang, apa yang mau kamu lakukan?"
Messy merasa terkejut dan berkata dengan nada mengancam, "Putriku adalah direktur dari Grup Farmasi Orien, kalau kamu berani menyentuhku ...."
"Plak!"
Firli telah mengangkat tangannya untuk menampar wajah Messy dengan keras yang langsung menghilangkan bedak di wajahnya sebelum Messy selesai bicara.
Firli berkata dengan nada dingin, "Memangnya kenapa kalau aku memukulmu?"
"Dasar wanita jalang, ka ... kamu ..."
"Plak!"
Firli kembali menampar Messy.
Messy ditampar wajah terduduk di lantai dan setengah wajahnya membengkak.
Messy tidak berani memarahi Firli lagi, melainkan berteriak pada petugas keamanan yang berdiri di samping, "Kenapa kalian diam saja? Apakah kalian nggak lihat aku dipukuli? Cepat beri pelajaran padanya!"
Semua petugas keamanan hampir berlutut di lantai dan sama sekali tidak berani menatap Firli.
Sungguh konyol, menyuruh mereka untuk memberi pelajaran pada bos mereka sendiri.
Firli tidak lagi memedulikan Messy, dia menoleh dan tersenyum dengan indah pada Jerry, "Mohon maaf, Tuan Jerry karena telah buat kamu lihat lelucon ini. Apakah kita sudah bisa pergi?"
Temperamen Firli berubah drastis pada saat ini, dia tidak lagi terlihat semendominasi sebelumnya dan membuat orang merasakan perasaan tenang dan damai.
"Bisa."
Jerry mengangguk kecil dan mengikuti Firli ke mobil Rolls-Royce Cullinan.
Messy menatap kepergian mereka dan berkata dengan marah, "Dasar pria bajingan dan wanita jalang, kalian nggak akan punya akhir yang baik!"
Sebaliknya, Reza masih tenggelam dalam kecantikan Firli dan telah melupakan bahwa ibunya sehabis ditampar.
Lenny membawa Mike keluar setelah para petugas keamanan pergi.
Raut wajah Lenny berubah setelah melihat setengah wajah Messy yang membengkak, "Ibu, apa yang terjadi padamu?"
"Lenny, putri kesayanganku. Kamu datang di waktu yang tepat," ujar Messy sambil berlinangan air mata. "Jerry langsung bawa wanita barunya untuk pamer kekuatan di depan kami setelah baru saja bercerai denganmu. Aku dan adikmu bahkan dipukul olehnya, huhuhu ...."
"Apakah Jerry benar-benar memperlakukan kalian seperti itu?" Lenny mengerutkan keningnya dan sedikit tidak memercayai hal ini.
Lenny mengetahui bahwa Jerry memiliki temperamen yang baik setelah tiga tahun menikah, jangankan memukul orang, dia bahkan jarang berkata kasar.
Jerry tidak perlu sampai memukul keluarganya meski sudah bercerai, 'kan?
Messy mengetahui bahwa Lenny tidak percaya dan segera memanas-manaskan situasi, "Lihatlah bekas tamparan di wajah Ibu dan adikmu, kemudian tanyalah pada orang-orang di sekitar apakah mereka lihat kami dipukul atau nggak!"
"Benar, Kak. Aku dan Ibu dengar kalau kamu sudah cerai dengan Jerry dan khawatir Jerry nggak bisa terima hal ini, jadi kami sengaja datang untuk menghiburnya."
"Nggak disangka orang nggak berguna ini sangat marah sampai serang kami untuk balas dendam padamu, kami mungkin akan berakhir di rumah sakit kalau petugas keamanan nggak datang tepat waktu."
Reza juga memanas-manaskan situasi dari samping.
Lenny segera mencari seorang pejalan kaki dan bertanya, pejalan kaki itu menatap Messy yang sedang menatapnya dengan tatapan mengancam sebelum mengangguk dan berkata, "Benar, Nona Lenny. Aku lihat dengan mataku sendiri bahwa pria bernama Jerry membawa seorang wanita dan melakukan tindakan kejahatan pada keluarga kalian."
Kepercayaan Lenny terhadap Jerry kembali goyah pada saat ini.
Lenny menahan amarahnya dan berkata, "Ibu, jangan khawatir. Aku pasti akan minta penjelasan atas hal ini pada Jerry!"
...
Di sisi lain, Firli telah membawa Jerry ke sebuah panti jompo dengan gaya retro.
Jerry diam-diam dapat menebak identitas kakek Firli selama perjalanan.
Aldo Osand sedang berbaring di atas tempat tidur di dalam sebuah kamar di lantai dua, wajahnya sepucat kertas dan handuk putihnya diwarnai merah saat batuk.
Terdapat beberapa petugas medis yang mengelilinginya dan masing-masing dari mereka memiliki raut wajah yang serius.
Firli melangkah maju dengan sedih dan memanggil Aldo dengan lembut saat melihatnya kembali batuk darah, "Kakek."
"Firli, kamu sudah kembali," ujar Aldo sambil tersenyum dan perhatiannya tertuju pada Jerry yang berada di belakangnya, "Siapa ini?"
"Kakek, namanya Jerry Nupo. Orang yang aku undang untuk mengobati Kakek."
Mengobatiku?
Aldo agak terkejut saat mendengar ini dan raut wajahnya langsung menjadi masam pada detik berikutnya, "Nggak perlu, suruh dia pergi!"