Bab 99
Cavero menatapnya dengan penuh harapan, berharap wanita itu bisa merasakan ketulusannya.
Jangan lagi menunjukkan sikap memusuhi.
"Rhea, meski gelang ini agak berbeda dari yang sebelumnya, tetap nggak memengaruhi perasaanku padamu."
Melihat sorot mata penuh pengharapan, Rhea sempat merasa bimbang. Seolah melintasi aliran waktu, sosok orang yang berada di hadapannya saat ini tumpang tindih dengan bayangannya lima tahun silam.
Namun, perasaan yang mengikuti setelahnya adalah rasa konyol yang teramat besar.
"Kamu juga sudah bilang, 'kan? Berbeda."
Stella yang melihat mereka berbincang dari kejauhan melalui pintu kaca hotel, bergegas menghampiri sembari menarik koper.
"Apa yang kamu lakukan?" Dia berdiri di depan Rhea.
Cavero mengernyitkan dahi sembari menatapnya dengan tajam. Dia merasa sangat jijik kepada pendatang baru itu yang berulang kali tak menghormatinya.
Namun, karena sikap Rhea terhadapnya, dia tak berani menegur.
Dia menahan emosi, lalu berkata lagi, "Rhea, aku tetaplah aku, apa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda