Bab 81
Merasa khawatir dengan kondisi Rhea yang terluka, Yasa segera mengantar Rhea dan Stella ke lokasi syuting.
"Om, tolong antarkan Stella pulang dulu."
Melihat pria itu begitu fokus dengan kemudinya, ia mengurungkan niat untuk berbicara.
Meski tampak ramah, setiap gerak-geriknya memancarkan aura penuh wibawa yang membuatnya merasa terintimidasi.
Terlebih, itu terasa begitu familiar.
Sebelum beranjak, ia spontan meliriknya sekali lagi.
Namun, caranya berbicara dengan Kak Rhea begitu lembut dan ramah.
Ia berpikir, mungkin saja sikapnya yang serius diperlukan untuk menunjukkan wibawa seorang bos dalam mengatur para pekerjanya.
Stella berpamitan dengan lambaian tangan, sementara Yasa mengantar Rhea kembali ke Hotel Wijaya Abadi.
Pandangannya jatuh pada wajah gadis itu yang terlihat sedikit pucat.
"Rhea, kenapa nggak cuti sehari lagi? Kalau kamu mau belajar, aku bisa memberimu fasilitas dan peluang yang lebih bagus."
Ia duduk tenang di kursi depan, matanya tertuju pada pemandangan di luar jend
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda