Bab 54
Sang manajer memandangnya seraya mengeryit, ekspresinya memancarkan ketidakpercayaan, "Aku yang ngotot jadi manajermu?"
Dia tertawa sinis,"Cavero, dulu memang itu yang kuinginkan, tapi aku nggak pernah memaksamu. Bukankah kamu yang menginginkan kehadiranku dan secara sukarela meminta pergantian manajer?"
Cavero mengerutkan keningnya, raut wajahnya tampak dingin, tanpa sepatah kata pun.
Manajer itu kemudian tersenyum sinis, "Memangnya kamu nggak menikmati semua kerja keras yang aku lakukan? Kamu nggak pernah nunjukkin wajah seperti ini saat terima keuntungannya, 'kan?"
Melihat suasana semakin tegang, sang asisten mencoba menengahi, "Ayo tenang dulu, bukankah prioritas kita sekarang adalah mendapatkan kembali proyek itu? Soal Kak Rhea, bagaimana kalau nanti saja kita bicarakan baik-baik?"
Manajer itu memandangnya dengan penuh ejekan saat melihat Cavero, "Bintang besar, kamu masih nggak mengerti perempuan, ya? Di saat seperti ini, kamu pikir dia masih mencintaimu?"
"Apa maksudmu?" Cavero
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda