Bab 53
Mobil Cavero menghantam keras sisi taman kota. Bannya meledak, kaca depan pecah, dan suara benturan yang begitu keras itu membuat semua mata tertuju ke arahnya.
Meskipun kantong udara berhasil keluar dan melindungi sebagian besar tubuhnya, benturan itu tetap membuat kepalanya pening, hingga pandangannya berputar.
Sensasi selamat dari maut yang begitu dekat, terasa bercampur dengan kemarahan yang membara di hatinya. Bara api itu seakan-akan membakar seluruh dadanya, nyaris membuatnya meledak.
Begitu dengungan di telinganya mulai mereda, suara ketukan di kaca jendela mulai terdengar samar-samar.
Seorang pria bertubuh gemuk berdiri di luar. Dia memukul kaca dengan keras sambil berteriak marah, "Hei, kalau mau mati, jangan ajak-ajak orang lain juga, ya!"
Di sisi kanan, pagar pembatas membuat kaca dan spion mobilnya remuk.
Entah bagaimana bisa pecahan kaca itu terbang dan melukai lengan Cavero.
Cavero melirik lukanya, tampak darah mengalir deras sepanjang lengannya, menambah kesan mengerika
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda