Bab 52
Di bawah payung hitam, Cavero hanya bisa melihat separuh wajah bagian bawah pria itu.
Garis wajahnya memang khas milik Henry.
Hanya saja, setelah dua tahun di luar negeri, mengapa auranya bisa berubah sedrastis ini?
Saat itu, wajah Marko menampilkan ekspresi yang sama sekali berbeda dibandingkan saat berbicara dengannya sebelumnya. Bukan lagi rasa acuh tak acuh, melainkan tatapan hangat dan bersahabat.
Marko berbincang beberapa kata dengan pria di sampingnya, baru kemudian pandangannya terfokus pada Rhea.
Gelombang panas menyerang, udara pun terasa sedikit beriak. Cavero tak bisa melihat ekspresi jelas Marko. Namun, samar-samar, dia bisa merasakan bahwa Marko jauh lebih ramah saat berbicara dengan Rhea dibandingkan sebelumnya.
Cavero tiba-tiba teringat bagaimana Rhea secara blak-blakan berkata bahwa keberhasilan proyek ini bukan karena dia, melainkan usahanya sendiri.
Sudut bibir Cavero melengkung, tak berniat menyembunyikan nada ejekannya.
'Rhea, apa sih yang kamu andalkan? Dirimu sen
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda