Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 16

Celia tertegun, lalu menggigit kencang bibirnya. Wajahnya kembali menampilkan ekspresi memelas, seolah-olah ingin menangis. "Aku ..." "Rhea! Apa maumu, sih! Batu banget! Mau pakai cara lembut atau kasar tetap nggak ada gunanya!" bentak Cavero keras, mengepalkan tinjunya. "Celia sudah cukup sabar dan selembut ini, dia nggak masalah sama sikap kasarmu. Tapi, kalau kamu masih terus bertindak seenaknya, jangan salahkan aku kalau aku bersikap semaunya!" 'Hubungan kita bisa diselesaikan baik-baik, kenapa malah menyerang Celia terus?' batin Cavero, benar-benar bingung dengan pola pikir Rhea. 'Memangnya, cuma boleh ada satu wanita di sisiku?' pikir Cavero dalam hati. Sembari memikirkan itu, dia melanjutkan, "Memangnya, cuma kamu yang boleh ada di sisiku? Kalau gitu, aku nggak usah menjadi aktor, nggak usah syuting lagi! Biar aku tiap hari di rumah saja, nggak ketemu siapa-siapa!" Cavero berteriak keras, wajahnya merah padam karena amarah, seakan-akan wanita di depannya adalah si musuh bebuyuta

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.