Bab 15
Rhea buru-buru berlari mendekat. "Pak Galih."
"Halo semua," sapanya dengan senyum lembut. Rambut hitam panjangnya diikat rendah dengan karet sederhana. Beberapa helai yang jatuh di dahinya menambah kesan lembut dan menawan.
"Oh, kamu yang sering dipuji-puji sama Pak Galih, ya? Aku banyak dengar soal kamu, kita ketemu juga ternyata. Bertahun-tahun aku kenal Pak Galih, belum pernah dia seramah ini sama orang lain," sahut Sananta, sang sutradara utama proyek film yang tengah digarap.
Sananta Lionel, seperti Galih, adalah sosok yang mencintai dunia perfilman. Mereka memiliki semangat yang sama, sebuah obsesi untuk menyentuh kesempurnaan.
Namun, perjalanan hidup Sananta tidak seindah sang guru. Dia kalah dua kali dalam ajang penghargaan film internasional, tersalip oleh pendatang baru. Di sela waktu itu, dia juga terseret dalam dua skandal moral artis hingga dia hilang cukup banyak dana.
Meski begitu, Sananta bukan orang yang mudah menyerah. Dengan bakat yang dia punya dan sisa modal, dia b
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda