Bab 13
Ratna menaruh kembali bola benang rajut di tangannya ke atas meja. "Beberapa waktu lalu, mantan muridmu itu bilang, ingin kamu kembali menggarap film. Katanya kamu tertarik. 'kan?"
Ratna merapikan selendangnya. Wajah yang dihiasi rambut putih tersebut masih memancarkan kelembutan.
Namun, di balik tatapan penuh kasih sayang, ada sekilas khawatir dan penyesalan yang tersirat.
"Hmm? Bukannya kamu yang melarangku waktu itu?" tanya Galih. Alisnya terangkat, menampilkan raut wajah usil.
'Istriku ini memang plin-plan, ya,' pikir Galih dalam hati.
"Ya, waktu itu kupikir-pikir lagi karena aku takut kamu kelelahan."
"Lalu, sekarang kamu nggak takut aku kelelahan?" Galih mendengus, dengan mata yang melotot dan berkacak pinggang, pura-pura marah.
"Ah, jangan potong dulu," jawab Ratna melirik suaminya tajam. "Aku bukannya mau kamu menerima tawaran itu sekarang juga, aku cuma butuh bantuanmu."
Ratna seketika tersenyum menggemaskan. "Menurutku, omonganmu punya kuasa. Coba kamu bilang ke muridmu, pera
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda