Bab 12
Pertanyaan Rhea sontak membuat Cavero terdiam, alisnya berkerut dalam. "Sudahlah, Rhea! Jangan cari ribut terus hanya karena satu gelang cendana murahan itu. Kamu benar-benar berubah, aku nyaris nggak bisa mengenalimu."
Rhea memejamkan matanya. Tangan yang tadinya mengepal itu perlahan menjadi lemas, lalu kehilangan kekuatan.
Cavero mengangkat tangan, memijat dahinya. Dia merasa sangat lelah.
"Rhea, sebenarnya, apa yang membuatmu nggak suka Celia? Kenapa kamu benci banget sama dia? Kamu malah harus belajar dari dia. Pelajari sifat baik dan murah hatinya. Celia selalu menghormatimu. Waktu kita bertengkar saja, dia orang pertama yang membelamu, melihat dari sudut pandangmu, dan mempertimbangkan semua demi kamu."
"Sebenarnya, Celia ada salah apa, sih?" Pertanyaan terakhir Cavero disampaikan penuh emosi, seakan-akan tengah menggigit lidah sendiri.
Cavero sudah kehilangan kesabarannya.
Rhea mendongak, menatapnya tajam. "Kalau dia sangat baik seperti ucapanmu, ya sudah, putuskan aku sekarang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda