Bab 21
Hati Virya bergetar saat melihat wajah Yulius yang menyunggingkan senyuman.
Setelah itu, dia merasakan sakit tak tertahankan di tangan kanannya.
"Bagaimana mungkin?" Ekspresi Virya berubah sedikit. Dia langsung memusatkan seluruh kekuatannya pada tangan kanannya.
Namun, tangan Yulius seperti baja yang kokoh, tak peduli seberapa keras Virya menekan, dia tidak bisa menggerakkannya sedikit pun.
"Kita pernah bertemu sebelumnya, 'kan?" ujar Yulius sambil menyipitkan matanya.
Pada saat yang bersamaan, tangan kanannya memberikan tekanan yang lebih kuat.
Wajah Virya yang tadinya sudah pucat, kini berubah kebiruan. Keringat dingin pun mulai muncul di dahinya.
Dia masih menggertakkan gigi, berusaha keras untuk menahan rasa sakit itu. Jika tidak, dia pasti sudah menjerit kesakitan di tempat.
"Hah, kamu itu orang yang kemarin berkeliaran di dekat kebun sayurku dengan cara mencurigakan," kata Yulius.
Mendengar ucapan itu, raut wajah Virya seketika berubah drastis.
Bagaimana Yulius bisa tahu?
Kemari
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda