Bab 60
Yovita termenung sejenak, wajahnya memucat bagai patung es.
Sementara itu, wajah mungil Nadira pucat pasi, seakan diterpa angin musim dingin.
Yovita tampak terkejut, kemudian tersenyum pahit. "Nadira, kamu bercanda, 'kan? Mustahil, Caca sudah berteman lama sama kita?"
"Aku juga nggak percaya," ucapnya. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak merasa curiga kepadanya, sehingga rencana licik Sabrina berjalan mulus tanpa hambatan.
Bulu matanya berkedip-kedip, seakan menahan beban yang sangat berat.
Dengan wajah yang masih pucat, Nadira bertanya, "Caca sekarang ada di mana?"
"Barusan Caca bilang dia ada pesta perayaan, dia pergi ke Royal One."
Nadira memasuki mobil dengan wajah lelahnya, berkata, "Kalau gitu kita pergi ke Royal One."
"Kamu beneran curiga sama dia?" Hati Yovita terasa dingin dan gundah, "Tapi, kalau bukan dia pelakunya, persahabatan kita bakalan hancur."
"Kalau benar dia pelakunya, dan masalah ini nggak menemui titik terang, aku benar-benar hancur di tangan Sabrina." ucap Nadi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda