Bab 57
Pagi harinya, Nadira, Yovita, dan asistennya memasuki galeri pameran sambil membawa sebuah laptop.
Tepat di depan pintu masuk, mobil Ruby berhenti. Sabrina turun dari mobil dengan mengenakan sepatu hak tinggi 12 inci, diikuti oleh tim desain Ruby yang juga berpenampilan mencolok.
Bila dibandingkan, penampilan Nadira terlihat begitu sederhana.
Mata keduanya saling beradu di tengah udara yang memisahkan.
Sabrina berjalan melewati Nadira dengan langkah lambat, ia tampak mengangkat alisnya sembari tersenyum tipis, "Kakak, akhirnya kamu datang juga. Semoga berhasil menang, ya!"
Senyuman itu terkesan begitu santai.
Yovita tidak mampu menyembunyikan amarahnya, dan berkata, "Maksudnya apa sih bicara sinis begitu? Mana masih sempat senyum lagi. Dia 'kan juga tahu kemampuanmu. Dengan kamu ada di sini aja, dia pasti udah takut. Huft, dasar sampah."
Nadira mengerutkan dahinya, tampak sedang merenung dalam. Ucapan Yovita seolah-olah meluapkan isi pikirannya.
Tidak mungkin Sabrina sesantai ini. Mesk
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda