Bab 454
Nada sambung berbunyi, lalu panggilan terhubung. Suara di ujung sana diangkat, tetapi Nadira sudah tidak bisa menahan tangisnya. Keputusasaan menyelimuti dirinya. Satu-satunya harapan yang tersisa hanyalah pria yang kini nyaris tidak dikenalnya lagi. "Beni, bagaimanapun juga dia tetap anakmu. Aku tahu kamu mencintai Lestari, tapi jangan sampai kamu membiarkannya melakukan hal sekejam ini."
"Aku janji akan menghilang dari hidupmu! Kalau kamu ingin aku masuk rumah sakit jiwa, aku akan menurut. Asal kamu biarkan bayi ini hidup. Dia sudah tujuh bulan lebih. Beratnya dua atau tiga kilogram. Dia bisa makan, bergerak, merespons sentuhanku. Tolong, jangan buat aku membencimu."
Selama dua menit, Nadira terus memohon, menangis, dan berteriak, tetapi pria di seberang sana hanya diam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Dia berulang kali mengecek panggilan dengan penuh keraguan. Tersambung, tetapi kenapa tidak diangkat?
Kenapa dia setega ini? Beni benar-benar tidak mau menerima panggilan itu, tid

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda