Bab 44
Di atas kepala ada suara tawa sinis yang rendah. "Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menyelesaikan urusan yang belum selesai dengan seorang ibu hamil kecil di mobil?"
Nadira malu. "Tolong jangan bicara sekejam itu," pintanya.
"Siapa yang bertindak memalukan? Berbohong pada ibuku, bilang pergi dengan teman dekat?" Nada bicaranya makin dingin.
Nadira terlihat agak pucat, "Aku juga nggak ingin membuat orang tua khawatir. Aku juga bisa menjelaskan hal ini, aku ingin sebuah buku kontak. Aku memang nggak bisa berkilah, kamu datang di waktu yang tepat. Jika kamu datang terlambat, mungkin aku sudah ..." Dia seorang ibu hamil dan tidak pernah disangka-sangka, Yohan sanggup bertindak sekeji itu.
"Nyonya Nadira, sudah berapa kali aku ingatkan soal ini?"
Nadira menundukkan kepalanya, bulu matanya bergetar sambil memikirkan kehidupan pribadi pria di hadapannya ini. Setelah beberapa saat dia merenung, dia membuka suara, "Aku berterima kasih atas niat baikmu, tetapi ada beberapa hal yang perlu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda