Bab 42
Nadira berdiri dengan hati-hati di dekat pintu, bersandar untuk menjaga jarak. Dia mencium aroma alkohol yang sangat kuat dari tubuh Yohan. Dengan suara dingin, dia berkata, "Ada urusan apa? Cepat katakan."
Yohan mengamati sosok ramping Nadira tersembunyi di balik pakaian sederhana. Nadira selalu terlihat memukau. Wajahnya menawan dengan fitur lembut, keindahan alaminya memikat banyak pria di Kota Rovelia. Keanggunannya yang alami dan sikapnya yang tidak dibuat-buat menciptakan daya tarik unik. Kadang-kadang, ekspresi polos seperti anak kecil terlihat di wajahnya, membuatnya makin menawan.
Kecantikan seperti ini adalah impian banyak pria.
"Anak yang kamu kandung itu, benarkah anak si bajingan?" ujar Yohan, dengan tatapan mendalam bercampur cahaya lampu remang-remang milik bar, menciptakan suasana yang ambigu.
Nadira bersandar pada pintu. "Itu bukan urusanmu, Tuan Yohan."
"Kenapa bukan urusanku? Kamu, apalagi tubuhmu, sudah seharusnya menjadi milikku!" Yohan mulai mendekat, emosinya mel
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda