Bab 337
Nadira gemetaran, kedua tangannya dengan hati-hati memegang sisi perutnya. Dia dengan cepat merasakan bayinya bergerak dengan gelisah. Sambil menangis, dia memeluk perutnya erat-erat, lalu berkata dengan suara serak yang lembut untuk menenangkan anaknya, "Ayah nggak sengaja, Nak. Tenang, tenanglah. Kamu nggak mendengar apa pun ... nggak mendengarnya ... "
Nadira hampir tidak bisa bernapas. Kata-kata Beni terlalu kejam, menusuk hati seperti belati, terlalu menyakitkan.
Ketika melihat Beni meninggalkan meja makan dengan punggung yang teguh tanpa ragu, Nadira akhirnya tidak bisa menahannya lagi. Dia berdiri, berkata dengan terisak, "Beni, apa kamu nggak mendengarnya? Kamu bilang kamu nggak menginginkannya, tapi dia bergerak. Dia takut, dia sedih, dia merasa sakit ... "
Tubuh Nadira lunglai, jatuh berlutut, keringat dingin bercucuran di dahinya.
Langkah Beni terhenti sejenak, tinjunya mengepal erat hingga terasa dingin. Ketika mendengar suara jatuh di belakangnya, dia hampir saja menoleh.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda