Bab 292
Pria itu berdiri dengan tenang, tubuh tegapnya melangkah mendekat. Di tangannya, ada sebuah kotak kecil berbahan beludru. Kotak biru safir itu melintasi bayangan lilin yang romantis, lalu berhenti di depan Nadira.
Dengan tubuh tinggi yang bersandar pada tepi meja, pria itu menundukkan kepalanya, menatapnya dengan mata dalam dan penuh misteri. "Buka ini," katanya dengan suaranya datar tetapi memerintah.
Nadira, bingung dan tak mengerti, lalu perlahan membuka kotak itu.
Di dalamnya, sebuah cincin berlian yang indah dan anggun membuatnya tertegun. Matanya melebar, mulutnya terbuka, kehilangan kata-kata.
Beni dengan suara dalam yang berat dan penuh emosi berkata pelan, "Nadira."
"Apa kamu sengaja membuat kesalahan di dokumen tender itu? Aku nggak akan menanyakan hal itu lagi. Kesalahan ini, aku bisa memaafkan."
"Kalau tujuanmu adalah memanfaatkan kesalahan itu untuk membuatku marah dan menjauh darimu, memberikan jalan untukku dan Lestari, itu nggak perlu. Aku nggak setuju."
Mata pria itu t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda