Bab 19
Bam!
Ketika wanita cantik itu mendekatkan gelas anggur ke bibir L, Nadira dengan sigap meraihnya. Tanpa ragu, dia mengentakkan gelasnya dengan keras ke meja.
Yansen langsung tersentak, terkejut melihat keberaniannya.
Tatapan Nadira tidak lepas dari pria di depannya. Dia menguatkan hatinya, memaksakan sebuah senyuman lembut untuk membujuknya. "Pak L, ini sudah larut. Yuk, kita pulang bareng!"
Yansen, yang menyaksikan kejadian itu, segera mencolek Leon dengan antusias. "Pantas tadi Kakak Ketiga langsung datang pakai helikopter. Nadira memang luar biasa! Eh, kira-kira dia berhasil bujuk Kakak Ketiga nggak, ya?"
"Kita lihat saja reaksinya Kakak Ketiga," jawab Leon tidak kalah antusias.
Namun, L tidak menoleh sedikit pun ke arah Nadira. "Memangnya semua orang bisa sembarangan masuk ke ruangan ini?" ujar L dengan nada dingin.
Seketika hening menyelimuti ruangan.
Nadira terpaku. Kata-kata pria itu seperti tamparan di wajahnya. Dia sudah rela menurunkan harga dirinya untuk membujuknya.
Namun,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda